Pagi
Tentang dingin dan
keindahan
Tentang mimpi dan
kenyataan
Pagi itu
menentramkan ketika mentari mengintip malu di balik sang mega
Dan sang embun
memelukmu erat disamping sang angin
Kala orang terus
berlomba berlari
Mungkin karena
mereka takut tak kebagian jatah
Mungkin juga karena mereka takut pada sang ayam
Dan aku selalu bergulat dengan pagi
Aku
menyayanginya tapi aku tak sanggup untuk terus menggenggamnya
Aku
selalu merindukannya tapi aku lelah jika harus terus menyapanya
Bukan
lelah tepatnya, tapi karena aku terlalu senang menghabiskan waktuku sendiri
Tanpanya
untuk bersama yang lain
Hari ini aku
mengecupnya,
Dan aku berharap aku
mampu memeluknya setiap hari
Tapi sayang aku selalu
tak berdaya di pangkuan si gila itu
Si gila yang
membuatku merasa bersalah karena meninggalkannya
Si gila yang
membuatku menjadi si pemalas tak produktif
Yahhh dan ini
tentang kegalauanku
Di antara kasur dan
udara pagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar