Senin, 03 Maret 2014

Posisi Teori Kritis dalam Disipliner Ilmu Pengetahuan

Tugas pertama pengantar teori kritis saya di semester ini adalah merangkum bab 1 sebuah buku yang anonim, bahkan judulnya apapun saya tidak tahu. Intinya buku tersebut berisi penjelasan mengenai apa yang dianggap sebagai teori kritis secara gamblang.

Sudah pasti jika tulisan ini tidak dapat dijadikan referensi untuk pembuatan tugas, skripsi dan karya ilmiah lainnya. Akan tetapi, yang saya harapkan adalah bahwa apa yang saya bagikan ini mampu menjadi bahan bacaan baru bagi siapapun yang ingin mengetahui mengenai apa dan bagaimana itu teori kritis.
Selamat menikmati :)





Positivisme merupakan sebuah paham yang diutarakan oleh Comte yang menekankan pada bagaimana sebuah fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan sosial dapat diukur dan dikaji dengan menggunakan paradigma ilmu alam (fisika sosial). Para pengkritis positivisme menganggap bahwa kehidupan sosial tidak dapat disamakan dengan paradigma ilmu alam yang memiliki konsep-konsep yang bersifat tetap dan pasti, karena hukum sosial yang dinamis tidak dapat diperlakukan seolah alamiah dan kemudian dibekukan secara ontologis. Diawali oleh Marx, teori kritis muncul sebagai sebuah bentuk kritik ideologi terhadap dominasi agama dan politik ekonomi borjuis yang secara berkelanjutan terhegemoni dalam masyarakat sehingga menimbulkan ketimpangan dalam kehidupan masyarakat sosial.
Pemikiran teori sosial kritis secara umum berpangkal pada 7 hal utama. Pertama, teori sosial  kritis berlawanan dengan positivisme dimana teori kritis beranggapan bahwa masyarakat ditandai oleh historisitas (ketidakpermanenan dominasi). Kondisi dunia sosial yang ada saat ini bukanlah sesuatu yang stabil, sehingga secara dinamis dapat berubah sesuai dengan usaha masyarakat untuk mengupayakan perubahan tersebut. Kedua, teori kritis secara politis membedakan masa lalu dan masa kini yang secara umum ditandai oleh dominasi, eksploitasi dan penindasan sehingga teori kritis ada untuk mendorong terjadinya perubahan sosial. Ketiga, dominasi dalam kehidupan sosial masyarakat bersifat struktural, ditandai dengan adanya penindasan oleh institusi-institusi yang lebih besar. Keempat, dominasi direproduksi melalui kesadaran palsu dan dilanggengkan oleh ideologi, reifikasi, hegemoni, pemikiran satu dimensi dan metafisika keberadaan. Kelima, perubahan sosial selalu dimulai dari rumah dengan tujuan menghindari determinisme dan mendukung terjadinya voluntarisme. Keenam, teori kritis beranggapan bahwa struktur dan manusia bersifat dialektis sehingga dengan mempelajari struktur, manusia dapat mengubah keadaan dengan tujuan melakukan perlawanan terhadap determinisme ekonomi. Terakhir, manusia bertanggungjawab atas kebebasannya sendiri dan dilarang untuk melakukan penindasan terhadap sesamanya.
Secara jelas, teori kritis dalam dunia sosial merupakan sebuah bentuk upaya perlawanan yang tegas terhadap paham kapitalisme. Sebagaimana pemikiran logika kapital yang disebutkan oleh Marx dan Engels dalam Communist Manifesto, peran historis sebagai salah satu pilar teori kritis yang dilakukan oleh kelas pekerja akan dapat menggulingkan ekonomi pasar kapitalis yang selama ini menguntungkan kelas pemilik modal dan mengorbankan kelas pekerja. Salah satu kritik teori sosial kritis terhadap positivisme yaitu bahwa dalam kehidupan sosial harus ada optimisme yang menekankan pada kebebasan eksistensial mendasar manusia sehingga upaya mobilisasi sosial dapat terjadi. Sartre menyebut bahwa kepura-puraan historisitas menghindarkan diri seseorang dari kewajiban mereka dalam mengambil keputusan namun tetap saja tidak semua orang memiliki daya pengaruh yang sama karena bagaimanapun juga semua orang memiliki kebebasan inti yang tidak dapat dihilangkan. Dalam hal ini teori kritis mengungkapkan bahwa setiap orang berhak secara penuh untuk memperjuangkan dirinya sesuai dengan hak eksistensialismenya, namun tetap dengan tidak mengorbankan kebebasan orang lain secara pragmatis.
Marxis dan teori kritis menekankan bahwa kesadaran merupakan hal yang paling penting. Melalui pikiran yang bebas, perubahan kondisi sosial dapat terwujud. Selama ini, kapitalisme dianggap sebagai sesautau yang terlanjur membudaya dan tidak dapat tergantikan. Bahkan kapitalisme sampai disebut sebagai ideologi, dimana menurut Gouldner ideologi berarti kepercayaan terorganisir yang mempercayai bahwa perubahan sosial sebagai sesuatu yang tidak mungkin meskipun ada pola perilaku sosial. Salah satu teori terkenal yang dapat menerangkan fenomena tersebut ialah teori self fulfilling propechy oleh Robert Merton. Teori tersebut menyebutkan bahwa suatu keadaan yang diramalkan akan benar-benar terbukti dengan sendirinya ketika semua orang terhegemoni atau percaya bahwa hal keadaan tersbut seolah-olah sebagai sebuah kenyataan.
Teori kritis menyebutkan bahwa pengetahuan ada dalam sejarah dan dapat mengubah jalannya sejarah jika diterapkan secara benar. Pada dasarnya, teori dan ilmu sosial berfungsi untuk meliberalisasikan imajinasi dan membantu kelompok sosial dalam menggulingkan dominasi dan penindasan. Selama ini, teori sosial seringkali terlalu dikotak-kotakkan sehingga seolah-olah tidak pernah saling terhubung. Michael Bakhtin melalui polivokalitasnya memperkenalkan sebuah metode ilmiah yang dirumuskan ulang sebagai bentuk baru penulisan dan pembacaan yang mengakui adanya krisis representasi, ketiadaan asumsi dalam tulisan dan metode penelitian. Dalam pandangan teori sosial kritis, ilmu sepenuhnya merupakan aktivitas historis, filosofis dan politis yang menuntut kita untuk mampu melihat dunia sosial secara objektif dan kritis. Habermas mengungkapkan bahwa tujuan utama pengetahuan ialah pencerahan untuk menuju pembebasan bukan ijazah profesional atau legitimasi disiplin,  sehingga yang terpenting bukanlah bagaimana suatu bidang ilmu tertentu dapat terus dipertahankan dan dilegitimasikan namun lebih kepada bagaimana suatu ilmu dapat dirasakan kebermanfaatannya dalam kehidupan.
Keberadaan teori kritis tidak dapat dipisahkan dari adanya teori positif yang berasumsi bahwa dunia sosial merupakan apa yang ditemukan dalam penelitian sosiolog dimana selalu ada hubungan kausalitas antara dependent dan independent variabel dari setiap temuan yang dikumpulkan yang kemudian dapat digeneralisasikan sebagai sebuah pola yang ajeg dalam pemahaman dunia sosial. Hal tersebut berlawanan dengan apa yang coba dipaparkan oleh teori kritis, sebagaimana yang diungkapkan oleh Marx dan Kuhn, bahwa kausalitas pengetahuan tidak ada, yang ada selama ini hanyalah ilmu yang dikerangkakan dalam sebuah paradigma tertentu secara historis karena masyarakat pada dasarnya dapat menciptakan sejarah sendiri, mencabut dominasi dan determinisme tradisional.
Perkembangan teori positif masih terus berlanjut hingga saat ini dengan 3 versi terbaru, meliputi neofungsionalisme, teori pilihan rasional dan teori pertukaran. Teori neofungsionalisme merupakan rekonstruksi Jeffrey Alexander atas Parson, dimana kasus personal kemudian dapat digeneralisasikan sebagai sebuah struktur makro yang umum. Teori pilihan rasional merupakan teori yang diperkenalkan oleh James Coleman, yang menerapkan prinsip dasar teori ekonomi borjuis ke sosiologi, dimana setiap pilihan perilaku sosial didasari oleh perhitungan rasional individu. Teori pertukaran yang diperkenalkan oleh George Homans merupakan penerapan atas disiplin ilmu psikologi dan ekonomi yang menganggap bahwa masyarakat dapat direduksi ke dalam serangkaian pertukaran individu sehingga sumberdaya yang mereka miliki termanfaatkan secara maksimal dan bersifat agregat.
Beberapa orang menganggap bahwa teori kritis sama dengan teori intepretatif. Teori intepretatif mencoba untuk menemukan makna yang dijalin orang melalui tindakan mereka sehari-hari. Namun pada dasarnya yang membedakan teori intepretatif dan teosi kritis secara fundamental ialah bahwa teori intepretatif tidak pernah menyebarluaskan konsep kesadaran palsu, mereka merasa terlalu arogan jika analis menjadi hakim atas sebuah kesadaran, karena pada dasarnya semua narasi memiliki nilai kebenaran yang bisa dijelaskan sehingga setiap keputusan hidup manusia dapat dipahami secara logis.

Tidak ada komentar: